Explore The World

Book a Ticket

Edit Template

Pengembangan Wisata Perang Biak (2): Mengenang Momen Kelam

BIAK, HARIAN DISWAY – Wisata Zona Perang BIAK berpotensi dikembangkan di masa depan. Itu mengingat dahsyatnya Perang dan sisa-sisa Perang serta tulang belulang tentara yang ditinggalkan memiliki nilai historis tinggi. 

Selain diseraki tulang-belulang dan tengkorak, Zona Perang Biak (ZPB) juga menyimpan banyak koleksi peninggalan para prajurit kedua pasukan. Sejumlah artefak perang ini diamankan dan dikumpulkan di museum mini darurat yang dikelola penduduk setempat.

Seperti yang dikelola Yusuf Rumahropen. Banyak artefak telah hilang atau dijarah. Beberapa masih ada jauh di dalam tanah, sementara yang lain mungkin masih ada di seputaran atau di dalam gua.

Kualitas zona perang dengan kondisi geografis yang unik dan setting perang yang melibatkan gua dan pantai itu merupakan aset luar biasa yang dapat dimanfaatkan dengan baik. Untuk menyuguhi pengunjung dengan nuansa imajinasi yang berbeda. 

Menurut Lӧfgren (1999), berwisata ke bekas zona perang menjadi penting karena wisatawan bisa belajar tentang bagaimana perang telah memorakporandakan kehidupan sosial yang seharusnya tenteram dan damai dan untuk membayangkan konflik terburuk yang terjadi pada manusia.

Pengembangan Zona Perang Biak sebagai kawasan wisata bisa dimulai dengan melakukan asesmen tentang Aset Berwujud (tangible assets) dan Aset Tidak Berwujud (intangible assets) Zona Perang Biak.

Warisan berwujud secara umum mengacu pada semua jejak material seperti situs arkeologi, monumen bersejarah, artefak, dan benda-benda peninggalan perang yang penting bagi komunitas, bangsa, atau/dan kemanusiaan. 

Istilah artefak mempunyai arti warisan berwujud dan tidak berwujud karena kata tersebut dapat berarti bisa berarti dua hal. Pertama, suatu benda yang biasanya sederhana, seperti perkakas atau ornamen.

Itu menunjukkan hasil karya manusia atau modifikasi yang membedakannya dari benda alami, terutama benda sisa dari suatu periode tertentu. Kedua, sesuatu yang merupakan karakteristik atau hasil dari institusi, periode, tren, atau individu manusia tertentu (Kamus Merriam-Webster).

Pelembagaan Potensi Wisata

Pemerintah pusat Indonesia sepertinya belum melirik peluang-peluang pengembangan pariwisata Zona Perang Biak. Bahkan belum ada upaya signifikan untuk menghadirkannya di kancah destinasi domestik maupun mancanegara.

Bila menoleh ke negara tetangga seperti Vietnam, kita tahu bahwa Museum Sisa Perang di Kota Ho Chi Minh Vietnam dioperasikan di bawah kendali pemerintahan nasional Vietnam.

Sementara museum sisa perang di Zona Perang Biak diwakili oleh museum mini yang dikelola oleh penjaga Gua Binsari dengan metode penyimpanan dan konservasi yang sama sekali kurang layak. 

Banyak dari sisa-sisa perang masih tersebar di Pulau Biak dan kemungkinan besar sebagian masih terpendam di dalam tanah atau di dasar laut. Salah satunya pesawat amfibi Catalina milik Angkatan Udara Amerika Serikat yang masih tertinggal 30 meter di dasar laut Biak. 

Artefak-artefak penting tersebut perlu mendapat payung perlindungan dan kekuatan hukum terutama dari pemerintah pusat. Pelestarian dan konservasi sisa-sisa perang di Biak harus dilembagakan dengan baik. Agar sisa-sisa perang yang berharga dapat dikelola secara optimal.
 

Semua itu bisa menjadi wadah bagi pengunjung untuk belajar sejarah dan mengenang salah satu momen kelam dalam kehidupan manusia. Salah satunya dengan mengunjungi Monumen Perang Dunia ke-II di Paray, Biak menjadi penanda ganasnya Perang Pasifik dan sebagai pengingat bahwa tidak ada pemenang dalam perang.

Sayangnya, kawasan wisata perang Biak belum banyak dikenal dunia. Bahkan belum dikenal masyarakat Indonesia. Itu diduga karena minimnya pemberitaan.

Sementara promosi pariwisata saat ini memanfaatkan praktik-praktik modern dan sangat tergantung pada media massa, komunikasi, dan teknologi transportasi yang memungkinkan mobilisasi banyak orang (Elliott & Milne, 2019).

Zona perang Biak sudah saatnya lebih gencar diekspos di beberapa media dengan melibatkan media sosial melalui berbagai jenis konten di berbagai platform seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram, atau bahkan TikTok.

Pun perlu menugaskan orang-orang yang memiliki keterampilan dalam pengembangan media. Pertanyaannya, adakah niat dan semangat untuk mengembangkan wisata Zona Perang Biak? (*)

 

 

2 Comments

  • Quia quidem facere fugit culpa. Sit dolor et necessitatibus nihil. Dolorem delectus magnam est voluptatem voluptas consequatur. Omnis perferendis ullam molestiae Suscipit dolorum nemo expedita. Sed molestiae eveniet omnis rerum. Delectus ut magni dolorum qui perspiciatis tempora. Accusantium et aut tempore sapiente incidunt. Ullam omnis error quis placeat atque ut. Modi id quo. Eos totam doloribus occaecati soluta at. Voluptates id id deleniti Aliquam enim qui quia autem rerum eum quod Est et alias tempore distinctio. ipsam hic dolor accusamus illum ut. ducimus et dolor laboriosam ab. At facilis aperiam velit enim atque laborum. Doloremque qui ipsum rerum blanditiis. Dolor cum

  • Quia architecto soluta Aperiam veniam itaque enim debitis harum Qui ut at ipsum est reiciendis. Quos numquam omnis Et assumenda magnam laborum sint Quia iusto ab ea. Reprehenderit hic laborum vel necessitatibus. Et quos accusantium ex voluptatibus enim ipsa. et id fuga vitae nihil optio. In dolor repudiandae dicta voluptas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Indonesian Author, Ethnographer and Travel Advisors Specialist

Main Link

Home

About Us

Gallery

Blog

Travelers

Tips

Story

Pricing

Resources

Book

Networks

Publication

Events

Address

eviaryatiarbay.com © 2024